Pembahasan tentang Melayu pada periode modern umumnya mengkaji dari perspektif ideologis (ideological work). Apa yang dikatakan Melayu kemudian merupakan suatu konsep politik dan etnis yang ditentukan dan ditemukan sebagai hasil konstruk kolonial Inggris abad 19. Hal ini sebagaimana dikatakan Milner, Melayu sebenarnya adalah sebuah konsep politik kerajaan. Menurut Milner apa yang dikatakan Melayu mungkin tidak pernah ada sebelumnya. Bahkan, sebagai suatu konsep masyarakat dan identitas sekalipun, apa yang dikatakan Melayu tidak ada sebelumnya. Studi Melayu yang dilakukan belakangan agaknya mengikuti gagasan Milner. Terutama kajian Melayu dalam perspektif sejarah negara Malaysia dengan menjadikan periode kesultanan Malaka sebagai titik tolaknya.
Selaras dengan Milner, Lee Kwen Fee menyimpulkan Melayu adalah suatu konsep yang ditemukan, subjek pengembangan dan kontestasi, yang kemudian menjadi identitas negara Malaysia setelah dikukuhkan dalam konstitusi negara tersebut. Selanjutnya Kwen Fee menyebut Melayu adalah hasil dialog pihak kolonial, Cina dan masyarakat Melayu sendiri. Penegasan Kwen Fee didukung kesimpulan Shamsul A. Baharuddin, Melayu adalah konstruksi historiografi kolonial. Kesimpulan yang sama juga dikemukakan Andaya dan Yaappar, keduanya menyetujui Melayu sebagai konstruksi dari kolonial Inggris.
Kajian Milner menganggap “Melayu” sebagai konsep ideologis dan politis pada dasarnya berbasis kerajaan atau raja sebagai fokus utama dalam memahami istilah Melayu. Kerajaan/Raja menurut Milner merupakan kesatuan politik bukan sebagai kesatuan sebuah negeri. Kesimpulan Milner ini sebenarnya meneruskan kajian Matheson tentang ekspresi/ pengungkapan kemelayuan (Malayness) yang terdapat di dalam teks Melayu. Menurut Matheson secara eksklusif istilah Melayu memang merujuk kepada garis keturunan kerajaan atau bangsawan. Pendapat Milner dan juga Matheson ini menegaskan Melayu merupakan suatu etnis. Hal ini juga diteruskan Andaya dalam memahami Melayu sebagai suatu etnis berdasarkan kajian asal usul atau genealogis. Kajian tersebut merupakan bagian dari gagasan Melayu sebagai sesuatu yang ditemukan dan dikonsepsikan pada abad 19, didasari alasan kepentingan administrasi sipil pemerintahan kolonial Inggris. Berdasarkan hal ini, maka Melayu dikonsepsikan sebagai etnis.
No comments:
Post a Comment