Kisah Nabi Musa dan Fir‘aun dalam Al-Qur'an (Studi Perbandingan Penafsiran Ishari Klasik dan Modern)
Dan suatu nasehat dengan gaya bahasa yang disampaikan secara monoton, tidak variatif biasanya tidak akan mampu menarik perhatian akal, bahkan semua isinya sulit untuk difahami. Akan tetapi nasehat kalau dituangkan dalam bentuk kisah yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan, umumnya akan mempengaruhi mereka sehingga tercapailah tujuan yang diinginkan. Selain itu orang juga tidak bosen dan jemu mendengarkan dan memperhatikannya. Mereka akan merasa penasaran dan ingin tahu pelajaran apa yang di balik kisah tersebut, sehingga akhirnya kisah itu menjelma menjadi suatu nasehat yang mampu mempengaruhinya.
Lewat kisah, manusia diajak oleh Allah untuk untuk mengembangkan akal dan daya pikirnya, juga mendidik mereka, memperluas wawasan serta cakrawala berpikirnya, sehingga setelah mengikuti alur kisah maka peserta didik dapat mengambil pelajaran yang berguna buat dirinya.
Selama ini pengkajian terhadap kisah-kisah Al-Qur’an terfokus pada aspek bukti kesejarahannya. Hal ini dilakukan untuk memperkuat kemukjizatan Al-Qur’an untuk melegitimasi keberadaan kisah dalam AlQur’an sebagai fakta sejarah yang sungguh-sungguh terjadi. Disisi lain seringkali perhatian terhadap pelajaran yang terkandung dalam kisah AlQur’an justru kurang diperhatikan, bahkan sampai terlalaikan.
Karena begitu menariknya kisah terhadap pembentukan kepribadian maka Al-Qur’an menampilkan kisah sebagai suatu metode yang penting dalam penyampaian ajaran-ajarannya. Mungkin lebih dari setengah Al-Qur’an disajikan dalam bentuk kisah. Surat-surat dalam AlQur’an banyak menyajikan kisah-kisah.
Judul Buku: Kisah Nabi Musa dan Fir‘aun dalam Al-Qur'an (Studi Perbandingan Penafsiran Ishari Klasik dan Modern)
Penulis: Hermansyah
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2022
Halaman: x + 360 hlm
ISBN: 978-623-5448-18-3
No comments:
Post a Comment